Tentang Buah Khuldi dan Kisah Manusia Pertama di Surga

Nabi Adam (AS) adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan tinggal di surga sejak saat itu. Bapak umat manusia ini lalu di turunkan ke bumi usai terkena tipu daya iblis agar mau makan buah khuldi.


Mahmud asy-Syafrowi menjelaskan dalam buku Bumi sebelum Manusia Tercipta, dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak di sebutkan nama eksplisit ‘buah khuldi’, tapi ada nya ‘syajaratul khuldi’ yakni pohon khuldi. Hanya saja, kata Mahmud asy-Syafrowi, dalm adat kebiasaan manusia yang di makan adalah buah , maka kemudian di persepsikan sebagai buahkhuldi.

Ada yang menafsirkan bahwa buah khuldi adalah buah dari pohon terlarang di surga dan setan menyebut nya sebgai pohon keabadian. Nama khuldi ini merupakan penafsiran para mufassir dari firman Allah SWT dalam surah Thaha ayat 120. Allah SWT berfirman,

Artinya: “Maka, setan membisik kan (pikiran jahat) kepadanya. Ia berkata, “Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?”


Menurut sebuah riwayat, pohon buah khuldi ini adalah sejenis pohon yang besar. Abdurrahman bin Mahdi menceritakan dari Syu’bah, dari Abu adh-Dhahhak, dari Abu Hurairah RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW ber sabda,

“Sesungguh nya, di dalam surga terdapt sebatang pohon yang jika seorang pengendara melewati naungan pohon itu selama seratus tahun, niscaya ia tidak akan dapat melewatnya, (yaitu) pohn khuldi.” (HR Ahmad)

Hadits tersebut turut diriwayatkan ad-Darimi dalam Musnad-nya pada pembahasan tentang Pelembut Hati bab Pohon-pohon Surga.

Pohon khuldi tersebut menjadi petaka bagi Nabi Adam AS. Imam Ibnu Katsir menceritakan dalam Qashash al-Anbiyaa, Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa, dikeluarkan dari surga yang penuh kenikmatan, kemewahan, dan kebahagiaan menuju ke bumi yang penuh kejenuhan, keletihan, dan kesengsaraan karena godaan iblis yang telah menjerumuskan mereka berdua.

Hal ini dikisahkan dalam firman Allah SWT,

Artinya: “Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepada kedua nya yang berakibat tampak pada keduanya sesuatu yang tertutup dari aurat keduanya. Ia (setan) berkata, “Tuhanmu tidak melarng kamu berdua untuk mendekati pohon ini, kecualj (karena Dia tidak senang) kamu berdua menjadi malaikat atau kamu berdua termasuk orang-orang yang kekal (dalam surga).” (QS Al A’raf: 20)


Artinya: “Ia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini bagi kamu berdua benar-benar termasuk para pemberi nasihat.” (QS Al A’raf: 21)

Artinya: “Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru merka, “Bukankah Akutelah melarang kamu berdua dari pohn itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguh nya setan adalah musuh yang nyata bagi  kamu berdua?”


Menurut tafsir Ibnu Katsir, maksud perkataan iblis dalam ayat tersebut adalah seandai nya Nabi Adam AS dan Hawa memakan buah dari pohon yang ada di dalam surga tersebut, mereka akan menjadi malaikat atau akan hidup kekal di surga. Setn pun bersumpah tentang hal itu, meski pun kata-kata ini hanya tipu daya dan bertolak belakang dengan kenyataan sebenar nya.

Dalam Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI di ceritakan, setan pun tak henti-hentinya membujuk Nabi Adam AS dan Hawa dengan berbagai tipu daya agar mau memakn buah pohon (khuldi) itu . Ketika mereka mencicipi dan tersingkaplah aurat keduanya.

“Ketika mereka mencicipi dan belum memakan buah pohon itu secara sempurna, tampaklah oleh mereka auratnya masing-masing dan tampak pula bagi masing-masing aurat pasangannya. Hal ini membuat keduanya merasa malu, aurat yang senantiasa tertutup kini tersingkap. Maka mulailah mereka menutupinya, yakni menutupi auratnya, dengan daun-daun surga,” terang tafsir tersebut.



Ada juga yang menafsirkan bahwa buah khuldi ini bukan buah dalam makna yang sebenarnya, melainkan sebuan kiasan.

Akibat mendekati perkara yang di larang Allah SWT itu, Nabi Adam AS dan Hawa di turunken dari surga ke bumi. Namun, ada pendapt lain yang mengatakan bahwa pada dasar nya Nabi Adam AS diturunkan dari surga bukan karna melakukan sebuah kesalahan, melainkan karena sudah menjadi ketetapan Allah SWT. Hal ini bersandar pada sebuah hadits tentang percakapn antara Nabi Adam AS dan Nabi Musa AS.

Dari Abu Hurairah RA ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Musa AS pernah mendebat Adam AS. Musa berkata kepada Adam, ‘Engkau telah mengeluarkan manusia dari surga hinga membuat mereka sengsara karena kesalahnmu.’ Adam menjawab, ‘Wahai Musa, engkau telah dipilih Allah dengan risalah dan kalam-Nya. Apakah engkau mencela diriku atas suatu hal yang  telah ditulis Allah sebelum Dia menciptakan aku atau yang telah ditakdirkan Allah terhadap diriku sebelumDia menciptakan aku?'” Rasulullah SAW bersabda, “Maka Adam dapat membantah argumentasi Musa.” (HR Bukhari)

Wallahu a’lam.

CATEGORIES

kisah

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments