
Nabi Nuh AS dikenal dengan sosoknya yang sangat sabar. Bagaimana tidak, ratusan tahun ia berdakwah, hanya sedikit saja dari kaumnya yang mau kembali ke jalan yang benar.
Dikisahkan dalam buku Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul susunan M Arief Hakim, kaum Nuh AS yang disebut bani Rasib terkenal congkak dan zalim. Mereka terlena akan kekayaan yang dianugerahi Allah SWT.
Kaum Nabi Nuh AS memandang harta sebagai satu-satunya tolok ukur mengangkat martabat dan harga diri manusia. Pada zaman sang nabi, fakir miskin sangat diremehkan dan ditindas.
Saking congkaknya kaum Nuh AS ini, para budak dan binatang juga menjadi saksi. Hal ini membuat Nabi Nuh AS sedih, walau begitu ia terus berdakwah dengan harapan dapat mengembalikan kaumnya ke ajaran tauhid.
Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa yang diterjemahkan H Dudi Rosyadi mengatakan Nuh AS diutus untuk menghapuskan kesesatan dan kegelapan dari kaumnya yang bernama bani Rasib itu. Selain zalim kepada sesamanya, mereka juga menyembah patung-patung orang saleh.
Bani Rasib menjadikan Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr, anak-anak Adam yang saleh, dengan meminta keberkahan dan rezeki dari mereka. Dakwah Nuh AS termaktub dalam surah Al Ankabut ayat 14. Allah SWT berfirman,
Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaum nya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka di landa banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.”
Sang nabi terus berdakwah selama 950 tahun tanpa mengenal waktu. Tak jarang ia mendapat ancaman dari kaum nya karena terus menyerukan ajaran tauhid.
“Setiap kali satu generasi berlalu, maka berpesan kepda generasi berikut nya agar tidak beriman kepada Nuh, arus memerangi dan menentang nya,” tulis Ibnu Katsir.
Nabi Nuh AS yang putus asa lalu berdoa kepada Allah SWT sebagaimana di sebutkan dalm surah Asy Syu’ara ayat 117-118 yang berbunyi,
Artinya: “Dia (Nuh) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguh nya kaum ku telah mendustakan ku. Maka, berjlah keputusan antara aku dan mereka serta selamat kan lah aku dan orang-orang mukmin Bersama ku.”

Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah bahtera yang akan di gunakn untuk menyelamatkan nya beserta orang-orang mukmin dari azab banjir yang sangt dahsyat.
Selama penbuatan nya, tentu tidak lepas dari ejekan dan cemoohan dari kaum tersebut. Namun, hal itu tidak membuat Nabi Nuh AS dan pengikut setia nya berkecil hati, justru mereka semakin giat dalam membagun kapal itu.
Setelah kapal itu jadi, maka Allah SWT menepati janji-Nya. Dia memerintah kan Nabi Nuh AS untuk memasuk kan hewan dengn berpasang-pasangan dan orang mukmin untuk masuk ke dalam kapal, sebab Dia akan segera menurunkan azab-Nya yang pedih.
Allah SWT mengirinkan hujan dari langit yang belum pernah di kenal di bumi sebelum nya, juga tidak akan pernah di turunkan lagi sesudah nya. Dia juga memerintah kan bumi untuk mengeluar kan air dari segala penjuru, sehingga seluruh permukaan bumi tertutup air.
Setelah berbulan-bulan berlayar di atas bahtera Nuh AS, air pun di surutkan, langit berhenti menurunkan hujan yang dahsyat, dan air yang keluar dari lubang di permukaan bumi pun di tutup. Banjir bandang itu telah usai.
Azab itu menewaskan seluruh bani Rasib yang enggan beriman kepada Allah SWT, termasuk anak Nuh AS yaitu Kan’an. Mereka yang selamat adalh orang-orang yang beriman kepda Allah SWT dan rasul-Nya.
No responses yet