
Idris Alaihissalam adalah nama salah seorang nabi yang diketahui berkat firman-Nya. Tahukah detikers bahwasanya Nabi Idris pernah diangkat Allah SWT ke langit saat Muharram? Berikut ini kisah lenkap pengangkatan Nabi Idris ke langit.
Di kutip dari Majalah Aula Edisi Juli 2023 terbitan Nahdlatul Ulama, di antara peristiwa ber sejarah pada 10 Muharram adlah di angkat nya Nabi Idris AS ke tempat yang tinggi atau langit. Terlepas dari benar atau tidaknya tanggal tersebut, yang pasti, Nabi Idris memang diangkat ke langit oleh Allah SWT.
Hal ini diabadikan dalam Al-Quran, tepatnya surat Maryam ayat 56-57. Begini redaksinya diambil dari Quran Kementerian Agama:

Artinya: “Ceritakanlah (Nabi Muhammad kisah) Idris di dalam Kitab (Al-Quran). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi. Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”
Lalu bagaimana kisah diangkatnya Nabi Idris ke langit? Mari, baca ceritanya di bawah ini.
Dirangkum dari buku Kisah Para Nabi/Qashashul-Anbiya oleh Ibnu Katsir, nama asli Idris AS adalah Khanukh. Ia merupakan orang pertama dar keturunan Nabi Adam AS yang di angkat menjadi nabi setelh Adam dan Syits.
Sementara itu, berdasar uraian dalam buku Kisah 25 Nabi dan Rasul oleh Zaid Husein Alhamid, ada juga yang menyebut bahwasa nya nama asli Idris ialah Aramis (Yunani) atau Harmas (Arab). Terkait tempat lahir nya pun ada perbedaan pendapat , sebagian menyebut Mesir, sebagian lain menyebut Hermes atau Manaf.
Alkisah, Idris keluar dari Mesir dan mengeliljngi bumi seluruh nya, sebelum akhir nya kembali ke Mesir. Saat itu, dalam usia 82 tahun, Allah mengangkat nya sebagai seorang nabi. Setelah menjadi nabi, Idris mulai berdakwah.
Ia melarang orang-orang untuk menentang syariat Adam dan Syits. Sebagian menaati, sebagian lagi membangkang. Akhirnya, pergilah Idris dan pengikut-pengikutnya ke Mesir. Di sana, ia tetap berdakwah tanpa kenal lelah.
Nabi Idris di ketahui memiliki sejumlah mukjizat, di antara nya adalh meramal. Hal ini tercantum dalam hadits Muslim berikut:
Artinya: “Sesungguhnya dahulu ada nabi yang meramal dengan membuat garis. Orang yang (ramalannya sesuai) dengan ramalan dia (nabi tersebut) maka dia benar.” (HR Muslim 537)
Apakah berarti meramal boleh? Imam Nawawi menjelaskan bahwasa nya meramal d iperbolehkan untuk nabi tersebut. Lalu, jika ada orang yang dapat mengerti dengan yakin ramalan nya sesuai nabi tersebut, maka dia di perbolehkan.
Namun, tidak ada orang yang dapat memastikan hal tersebut. Oleh karena itu , hadits ini sebenarnya menjelaskan tentang larangn meramal. Sebab, tidak mungkjn bagi seseorang mengetahui dengan yakin bahwa ramalannya sesuai dengan nabi tersebut.
Kisah Diangkatnya Nabi Idris AS ke Langit
Diringkas dari laman Masjid Jami Al-Hidayah Kubang Sepat, kisah pengangkatan Nabi Idris terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Jarir. Hadits ini di riwayatkan nya dari Yunus, dari Abdul Ala, dari Ibnu Wahab, dari Jarir bin Hazim, dari Al-A’masy, dari Syamiri bin Athiyah, dari Hilal bin Yusuf.
Hilal bin Yusuf berkata, “Ibnu Abbas pernah bertanya kepda Ka’ab (Ka’ab Al-Ahbar) yang saat itu aku bersma mereka. Ibnu Abbas ber tanya kepa Ka’ab, ‘Apa makna firman Allah kepada Idris: Dan kami telah meng angkat nya ke tempat (martabat) yang tinggi?'”
Ka’ab menjawab: “Allah telah memberi wahyu kepada Idris (dengan firman-Nya): ‘Sesungguh nya, Aku telah mengangkat mu setiap hari seperti amal seluruh anak-anak keturunan Adam -mungkin yang sezaman dengannya- dan Aku menyukai untuk menambah amalmu itu.'”
ada satu teman idris dari golongan malaikat kemudian menemuinya dan berkata “Sesungguh nya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku begini dan begini,”. Nabi Idris lalu berbicara dengan malajkat maut sehingga amal beliau semakin bertambah banyak.
Setelahnya, malaikat itu membawa Nabi Idris di antara kedua sayapnya dan naik ke langit. Usai sampai di langit keempat, malaikat tersebut disambut malaikat maut. Malaikat itu juga menceritakan apa yang ia bicarakan dengan Idris kepada malaikat maut.
Malaikat maut bertanya, “Manakah Idris?” Malaikat itu menjawab, “Ada di belakang punggungku,”.
Malaikat maut itu berkata, “Sungguh sangat menakjubkan. Aku diutus (menemui Idris untuk mencabut nyawanya) lalu difirmankan kepadaku, ‘Cabutlah nyawa Idris di langit keempat’. Aku menjawab, “Bagaimana mungkin aku mencabut nyawanya sementara aku berada di langit keempat dan Idris berada di bumi?”.

Setelah itu, malaikat maut mencabut nyawa Idris di langit keempat.
Ibnu Abi Hatim juga merjwayat kan hadist yang sama. Dalam hadits tersebut, dikabarkan bahwasanya Idris berkata kepada malaikat yang menbawanya, “Tanyakan kepada malaikat maut, berapa lagi sisa umurku?”.
Malaikat itu memenuhi permintaannya dan bertanya pada malaikat maut, “Berapa lagi sisa umurnya?”. Malaikat maut menjawab, “Aku tidak tahu sebelum aku melihatnya dulu,”. Malaikat maut itu lalu melihat catatan umurnya kemudian berkata, “Engkau barusan menanyakan kepadaku tentang sisa umur seseorang. Sesungguhnya, umurnya yang tersisa tidak lebih dari sekejap mata lagi.”
Setelah itu, malaikat tersebut melihat ke bawah sayapnya, alias tempat Nabi Idris AS berada. Ternyata, Nabi Idris telah dicabut nyawanya sementara ia sama sekali tidak merasakan. Wallahu a’lam bish-shawab.
No responses yet