
Allah SWT telah mencerita kan kisah para nabi terdahlu di dalam Al-Qur’an. Salah satu nya kisah Nabi Ibrahim AS ketjka diri nya mencari Tuhan yang sesungguh nya.
Bagaimana kisahnya ? Simak riwayat lengkap saat Nabi Ibrahim mencari Tuhan di uraian berikut.
Kala Nabi Ibrahim Mencari Tuhan
Di lansir buku Hikmah cerita Nabi dan Rasul oleh Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Ibrahim AS merupakan putra dari Azar, adalah seorang pemahat dan pedagang patung yang di jadikan berhala untukdisembah.
akan tetapi mengutip dari buku Qashash Al-Anbiya, Ibnu Katsir menyebut kan nahwa Ibrahim AS ialah putra dari Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin ‘Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS. Wallahu a’lam bisshwab.
Ibrahim AS dilahirkan di Faddam A’ram di dalam kawasan kerajaan Babilonia yang saat itu di pimpin oleh raja yang bernama Namrud bin Kan’an.
Pada saat itu, Babilonia termasuk kerajaan yang makmur, sejahtera dan rakyatnya hidup senang. Namun sayang nya, penduduk kerajaan itu tidak mengenal Allah SWT. Justru mereka menyembah berhala yang mereka buat sendiri dari lumpur dan juga tanah.

Sebagai calon nabi utusan Allah SWT yang akan membawa kebenarn, Ibrahim AS telah di karuniai akal sehat, pikjran tajam, dan juga kesadaran di antara penduduk penyembah patung.
Ketika Nabi Ibrahim mencapai umur cukup dewasa, beliau telah dapat membedakan mana yang hak dan juga mana yang batil. Kemudian beliau meyakini bahwa diri nya dan semua makhluk yang ada di dunia pasti ada penciptanya.
Beliau sadar bahwa berhala yang di sembah ayah maupun masyarakat Babilonia tidak bisa makan, minum, hingga berbicara. Sehingga mana mungkin mereka itu adalah Tuhan yang sesungguh nya.
Oleh sebab nya, Ibrahim AS mulai mencari di mana dan siapa Tuhan itu sebenarnya. Tuhan yang menciptakan diri nya dan seluruh makhluk di dunia ini.
Perjalanan nya mencari Tuhan bermula saat Ibrahim AS meljhat bintang yang bercahaya, dan menyangka bahwa itu Tuhan. akan tetapi , saat bintang itu menghjlang di langit dari pandngan mata, Ibrahim AS pun tidak percaya bahwa bintang adalh Tuhan sesungguh nya.
Kemudian Ibrahim AS melihat bulan dan berpikir juga bahwa itu adalh Tuhan. Lagi-lagi ketika bulan menghjlang pada pagi hari, beliau menyadari bahwa bulan bukanlah Tuhan.
Saat pagi hari tiba, beliau kembali melihat matahari. Ibrahim AS berpikir pula bahwa matahari adalah Tuhan karena lebih besar dari bintang dan bulan. Tapi, ketika matahari terbenam dan waktu malam tiba, beliau tersadar matahari juga bukanlah Tuhan
Hingga Nabi Ibrahim pun tahu dan menyjmpul kan bahwa sesuatu yang tampak mata bukan lah Tuhan. Karena bagi nya, Tuhan tidak akan pernah hilang. Demikjan beliau menyadari bahwasannya Tuhan ialah pencipta dari semua makhluk.
Kisah Nabi Ibrahim AS tersebut di abadikan di dalam Surat Al-An’am ayat 76-78:
“Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkta, ‘Ini lah Tuhan ku.’ Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, ‘Aku tidak suka kepda yang terbenam.’ Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata (kepada kaum nya), ‘Ini lah Tuhanku.’ Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, ‘Sungguh, jika Tuhan ku tidak memberi petunjuk kepada ku, pastjlah aku termasuk kaum yang sesat.’ Kemudian, ketika dia melhat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaum nya), ‘Ini lah Tuhan ku. Ini lebih besar.’ Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, ‘Wahai kaum ku, sesungguh nya aku berlepas diri dari yang telah kamu persekutukan.'” (QS Al-An’am: 76-78)
Nabi Ibrahim Menemukan Tuhan yang Sesungguhnya
Setelah memperoleh hidayah, Nabi Ibrahim pun menemukan Tuhan yang selama ini beliau cari. Dia lah Allah SWT, Tuhan yang menciptakan seluruh makhluk termasuk bintang, bulan, matahari, maupun diri nya sendiri.
Kemudian Ibrahim AS ingin memerangi syirik dan penyembahan berhala yang dilakukan ayah maupun masyarakat Babilonia.
Namun sebelum nya, ia ingin mempertebal iman dan keyakinan nya terlebjh dahulu supaya hati nya tentram dan semakin yakin. Beliau melakukan nya untuk membersih kan keraguan yang kemungkjnan sesekali menggangu pikiran nya.
Nabi Ibrahim pun memohon kepada Allah SWT agar di perlihat kan kepada nya bagaimana Allah SWT menghidup kan kembali makhluk-makhluk yang telah mati.
Lalu, berseru lah Ibrahim AS kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku! Tunjukkan lah kepadaku bagaimana engkau menghidup kan makhluk-makhluk yang telah mati.”
Allah SWT menjawab seruan nya dengan berfirman, “Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku?”
Ibrahim AS menjawab, “Betul, wahai Tuhan ku, aku telah beriman dan percaya kepda-Mu dan kepada kekuasaan-Mu. Namun, aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepalaku sendiri, agar aku mendapat ketentraman dan ketenangan sehinga keyakinan di hatiku makin menjad tebal dan kukuh kepda-Mu.”
Kemudian Allah SWT memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim. Beliau diperintankan oleh-Nya untuk menangkap empat ekor burung dan memperhatjkan serta meneliti bagian tubuh-tubuh burung itu, lalu memotong nya menjadi kepingan.
Tubuh burung yang sudah hancur itu kemudian untuk diletakkan di atas puncak dari empat bukit yang letak nya berjauhan.
Setelah mengerjakan apa yang telh di isyaratkan oleh Allah SWT, lalu Nabi Ibrahim di perintahkan kembali untuk memanggil burung-burung yang telah terkoyak-koyak bagian tubuh nya itu.
Dengan izin Allah SWT dan kuasa-Nya, keempat ekor burung itu datang berterbangan dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala setelah mendengar panggilan Nabi Ibrahim. Lalu hinggap dengan wujud hidup di hadapan Ibrahim AS..
Melihat itu dengan mata kepalanya sendiri, ia yakin bahwa Allah SWT adlah Tuhan yang menciptakan di mana kuasa menghidpkan kembali makhluk-Nya.
Demikian permohonan Ibrahim AS terkabul, hatinya menjadi tentram dan keraguannya menghilang. Keimanan serta keyakinannya pun semakin tebal dan dalam.
Riwayat ini diabadikan dalam firman-Nya pada Surat Al-Baqarah ayat 260:
“(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, ‘Ya Tuhan ku, perlihatkan lah kepada ku bagaimana Engkau menghidup kan orang-orang mati.’ Dia (Allah) berfirman, ‘Belum percayakah engkau?’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang.’ Dia (Allah) berfirman, ‘Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah). Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari tiap-tiap burung. Selanjutnya, panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.’ Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 260)
Itu lah kisah Nabi Ibrahim AS dalam mencari Tuhan yang sesungguh nya, yang kemudian beliau berhasil menemukan nya, Semoga riwayat tersebut bisa diambil hikmahnya ya,
No responses yet